Rabu, 29 Juni 2011
Analisis Kasus= Sosiologi Pendidikan
ANALISIS KASUS ” OKNUM GURU DAN SISWA DIKENAI WAJIB LAPOR”
DARI SUDUT PANDANG SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PENDAHULUAN
Sosiologi Pendidikan adalah salah satu ilmu yang mempelajari berbagai masalah dalam dunia pendidikan dengan tujuan memecahkan masalah tersebut. Dalam perkembangannya sosiologi pendidikan mengkaji masalah- masalah yang timbul dalam proses pembelajaran pendidikan. Hal ini berkaitan dengan elemen- elemen pendidikan ataupun semua hal yang terlibat dan berperan dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Adapun program pendidikan yang telah berlangsung bertahun- tahun ini adalah Ujian Negara yang kita kenal sekarang sebagai UN. Tujuan program ini dilaksanakan yaitu untuk mengukur sejauh mana tingkat kemampuan siswa. Begitu banyak cara dilakukan pihak agar siswa-siswinya berhasil dalam UN karena menimbang ujian ini sangatlah berperan dan berpengaruh seperti bermanfaat jika berhasil, atupun akan merugikan semua pihak jika gagal.
Demikian pentingnya Ujian Nasional sehingga berbagai macam masalah yang timbul karenaUN.Ujian Nasional akan dijadikan tolak ukur dan tantangan bagi pihak sekolah yang telah mempersiapkan siswanya untuk menghadapinya, tetapi akan berbeda kenyatannya jika mereka kurang siap memberi bekal dalam proses pembelajaran. UN akan dilihat sebagai beban yang harus dihilangkan. Dengan begitu banyak pihak yang mencoba jalan pintas, curang dan melanggar hukum agar siswanya berhasil dalam UN. Masalah yang akan dianalisis oleh penulis merupakan berita yang diambil dari situs www.KOMPAS.com yaitu “Oknum Guru dan Siswa Dikenai Wajib Lapor”
PEMBAHASAN
“Oknum Guru dan Siswa Dikenai Wajib Lapor”
K22-11 | Hertanto Soebijoto | Sabtu, 30 April 2011 | 18:25 WIB

Dikenai.Wajib.Lapor Diakses tanggal 13 Mei 2011 pukul 20.00 WIB.)
Kepolisian Resor Bone, Sulawesi Selatan, mengenakan wajib lapor atas dua oknum guru dan dua oknum siswa terkait dugaan peredaran kunci jawaban Bahasa Inggris, pada Rabu (27/4/2011) lalu.
Menurut Kasat Reskrim Polres Bone, Ajun Komisaris Trihanto Nugroho, Sabtu (30/4/2011), keempatnya belum dapat dibuktikan terlibat dalam kasus tersebut atau tidak. "Jadi mereka nanti kami panggil lagi untuk dimintai keterangan hingga kami terima kunci jawaban asli dari Diknas," katanya.
Mengenai kunci jawaban asli, juga memang masih ditunggu karena hanya ada di Kementerian Diknas. Pihaknya juga mengaku tetap serius memproses dugaan kecurangan ujian nasional ini. Hanya saja jika kunci jawaban asli tidak sama dengan yang beredar sebelumnya, kasusnya akan dihentikan dan akan dikembalikan kepada Diknas Bone, terkait ulah kedua oknum gurunya.
Seperti diberitakan, dugaan kecurangan UN itu terungkap saat polisi memergoki dua oknum siswa SMP Negeri 6 Watampone, yaitu Il dan KH, yang melihat kunci jawaban di ponsel, dan IL mengaku mendapatkan SMS kunci jawaban itu dari oknum guru SMP Negeri 7 Watampone berinisial WA. WA mengaku mendapatkan dari MA, rekannya.
Sementara setiap kali dimintai keterangan oleh polisi dan Kepala SMP Negeri 7, MA selalu mengatakan kunci jawaban itu dikirim dari nomor yang tidak dikenal. Bahkan MA pernah menelepon balik ke nomor tersebut, tetapi tidak aktif lagi.
Analisis kasus:
Berkaitan dengan berita diatas penulis mencoba menganalisis dilihat dari segi sosio pendidikannya. Pendidikan berasal dari kata “didik”,lalu mendapat awalan me- sehingga menjadi “ mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan . Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan,dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.1 Bisa dikatakan bahwasanya suatu negara akan dikatakan madani ataupun sejahtera jika salah satu dari faktornya yaitu kualitas pendidikannya baik, tinggi ataupun cenderung meningkat. Negara Indonesia sendiri masih tergolong negara berkembang yang mempunyai tingkat kulitas pendidikan yang masih rendah. Pemerintah mencoba meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai program salah satunya Ujian Nasional. Berita diatas adalah salah satu masalah yang memprihatinkan bagi dunia pendidikan. Guru yang dijadikan teladan mencoba melanggar aturan yang seharusnya dipatuhi begitu pula dengan siswanya. Beberapa pihak dan masalah yang mempengaruhi kasus diatas diantaranya:
1. Guru sebagai pendidik
Pendidik adalah pihak yang berpengaruh besar dalam keberhasilan siswa agar dapat menyerap ilmu dari proses pembelajaran.Guru adalah panutan, dalam istilah jawanya”Guru: digugu lan ditiru(didengarkan dan diikuti”)Guru atau pendidik, seseorang yang layaknya orang tua jika di sekolah membatu muridnya mempelajari materi, memotivasi, dan mengarahkan siswa- siswanya. Seperti halnya syair lagu” Guru bak pelita penerang dalam gulita, jasamu tiada tara…”2sebuah lagu yang didedikasikan untuk para guru, betapa pentingnya mereka bagi siswanya.Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai pegawai.Yang paling utama ialah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik yakni sebagai guru. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru ia harus menunjukkan kelakuan yang layak bagi guru menurut harapan masyarakat.
Guru sebagai pendidik dan Pembina generasi muda harus menjadi teladan, di dalam maupun di luar sekolah. Guru harus sadar akan kedudukannya selama 24 jam sehari.Dimana dan kapan ia akan selalu dipandang sebagai guru yang harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat, khususnya anak didik.3 Guru adalah sebuah profesi yang mulia sekaligus berat tanggung jawabnya dari segi moral maupun sosialnya. Seseorang yang menjadi pendidik harus benar- benar menyiapkan mental dan materi sebagai bekalnya. Siswa akan siap memghadapi berbagi evaluasi dalam meningkatkan kemampuan ataupun kualitas jika guru berhasil juga mendidik dan mengarahkan, memahami permasalahan yang timbul selama proses belajar- mengajar.
──────────────────────────
1Muhibin Syah , M. Ed. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung.PT Remaja Rosdakarya.hal.10
2 http://tunas63.wordpress.com/2008/11/08/paduan-suara-lagu-jasamu-guru-isfanhari/
3, Prof.Dr.S. Nasution M.A 1994. Sosilogi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.ha.91
Dalam kasus ini mata pelajaran bahasa Inggris yang terlibat. Pelajaran ini memang dianggap hampir semua pihak adalah salah satu mata pelajaran yang sulit, karena bahasa Inggris bukan bahasa kita dan merupakan bahasa asing yang harus dipelajari karena penting bagi era globalisasi bagi dunia pendidikan Indonesia. Maka dari itu guru sebagai pendidik harus mempunyai metode aktif dan kreatif, serta menyenangkan untuk membuat pelajaran ini terasa mudah Bisa juga guru memberikan metode yang menarik dan membuat aktif para muridnya akan lebih banyak membantu misalnya dengan permainan, lagu dan sebagainya.Dengan begitu kasus pembocoran jawaban ujian nasional takkan terjadi karena siswa sudah yakin akan kemampuan dan siap dari segi mental maupun materinya.
2. Murid
Pelajar adalah pemain.Sebagai murid harus selalu aktif. Arahan dan bimbingan dari guru maupun keluarga sangatlah diperlukan. Dalam proses pembelajaran akan banyak hambatan ataupun masalah menimpa murid. Mungkin dalam proses menyerap ilmu maupun hal- hal yang mempengaruhi mentalnya seperti mempunyai masalah dengan teman hal- hal seperti itulah yang harus diperhatikan. Murid harus memnpunyai semangat tinggi dalam proses pembelajaran serta lingkungan sekitar yang baik akan pula menjadi pendukung kelancaran proses transfer ilmu tersebut sehingga apapun evaluasi tak akan menjadi masalah dan beban yang memberatkan bagi murid sekalipun mata pelajaran yang dianggap sulit seperti halnya Mata pelajaran Bahasa Inggris. Tidak ada pelajaran yang sulit jika murid merasa senang dan bersemangat dalam mempelajarinya, semuanya akan lebih mudah.
3. Pemerintah dan pihak yang terkait.
Pihak yang memberikan dan mencanangkan program- program pendidikan adalah pemerintah. Program tersebut dikeluarkan dengan harapan meningkatkan dan mengukur kemampuan siswa. Akan tetapi fasilitas dalam proses pembelajaran juga harus diperhatikan. Dalam kasus UN diatas pada dasarnya tujuan program itu sangat bagus pada hakekatnya, tetapi pemerintah sebagai pengatur sekaligus pihak yang memberikan fasilitas seharusnya mengontrol apakah fasislitas dalam proses pembelajaran sudah cukup, merata ke berbagai sekolah di kota sampai desa- desa sudahkan memadai? Ironisnya di daerah terpencil hal itu masih terjadi pada saat ini dengan fasilitas yang kurang, keterbatasan dana, sulitnya membangun sarana karena sulitnya karena kesulitan komunikasi merupakan faktor yang akan mempengaruhi gagalnya ujian nasional tersebut.4. Maka dari itu pemerintah dan pihak yang terkait harus peka terhadap kondisi sekolah dan SDM(sumber daya manusia) yang terlibat dalam proses pembelajaran.Jika fasilitas cukup, dibantu SDM yang tinggi akan memudahkan tujuan Ujian Nasional tercapai.
──────────────────────────
4Prof. F. Dr. H.A.R, Tilaar, Msc. Ed. 2004. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.hal.111
Pihak sekolah yang kurang mendisplinkan kondisi sekolah harus segera dibenahi, tertangkapnya murid yang bebas membawa handphone saat ujian berlangsung, menandakan bahwasanya penerapan peraturan dalam pendidikan khususnya pihak sekolah dan siswa masih lemah.Hali itu harus dikontrol dan diantipasi juga oleh Dinas terkait karena tidak sedikit pihak sekolah memang sengaja melonggarkan peraturan untuk tujuan tertentu. Untuk pihak- pihak yang melanggar sebaiknya bukan hanya ditinjau saja tetapi diberikan sanksi sesuai hukum.
4.Keluarga dan lingkungan sosial
Keluarga adalah pihak yang paling berpengaruh untuk siswa maupun pendidik dalam proses pembelajaran dalam pendidikan. Lingkungan dan keluarga yang baik akan membantu memperlancar proses belajar- mengajar, dengan begitu kualitas pendidikan akan jauh lebih baik. Tetapi akan berbeda jika keluarga kurang baik maka hal itu akan memberi efek negative terhadap jalannya proses pendidikan itu sendiri, seperti halnya pepatah”Karena nila setitik, rusak susu sebelanga”. Dan nama dunia pendidikan akan tercoreng karena kurang tanggung jawabnya beberapa oknum tersebut.Terkadang karena adanya masalah ekonomi keluarga yang kurang seorang guru tidak ikhlas medidik siswanya. Meraka malas mengajar karena merasa gaji tidak sesuai dengan apa yang dilakiukannya sebagai guru. Pemerintah juga harus memperhatikan hal ini. Siswa yang memilki kelurga dan lingkungan yang buruk akan merasa enggan juga bersekolah karena tidak mempunyai motivasi yang kuat dalam menunutut ilmu. Keluarga dan lingkungan harus saling mendukung agar pendidikan iti berhasil.
Melihat kasus “Oknum Guru dan Siswa Dikenai Wajib Lapor” diatas, hal- hal yang perlu dilihat lebih lanjut dalam permasalahan diatas adalah sebagai berikut:
1.Pemerintah hendaknya lebih mengarahkan, mengontrol dan mengawasi,memberikan fasilitas yang cukup dalam proses pembelajaran. Bukan hanya mengeluarkan suatu program pendidikan tanpa melihat lebih lanjut proses dalam pelaksanaannya. Dengan demikian tujuan yang diharapkan akan terwujud, seperti itu juga ujian nasioal yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dan kualitas pendidikan akan tercapai.
2.Tertangkapnya oknum- oknum pendidikan diatas adalah salah satu contoh bukti masih kurangnya kualitas pendidikan di Indonesia.Terlepas dari itu semua, polisi sudah cukup melakukan tugasnya dengan baik.Mereka menangkap dan mengadili sesuai aturan hukum yang berlaku atas kasus di dunia pendidikan tersebut Bisa dikatakan pihak polisi cukup aktif dan simpati akan masalah pendidikan yang menimpa negara ini.
3.Oknum guru dan siswa yang terlibat dalm kasus diatas hendaknya ditindak lebih lanjut. Jika terbukti bersalah maka mereka harus dikenai hukuman yang berlaku dan sesuai dengan pelanggaran yang mereka perbuat. Dengan demikian peristiwa itu akan memjadi suatu pengalaman berharga bagi mereka sekaligus memberikan pelajaran bagi yang lain.
PENUTUP
Sosiologi Pendidikan berguna untuk melihat dan memecahkan masalah pendidikan yang terjadi.Salah satu kasus yang dianalisis ini adalah berkaitan dengan program dalam pendidikan yaitu Ujian Nasional atau istilahnya UN, yang masih hangat diperbincangkan. UN adalah salah satu program dalam pendidikan untuk mengukur kualitas pendidikan dilihat dari tingkat kemamuan siswa. Berdasarkan itu semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan tersebut harus bertanggung jawab akan tugasnya masing- masing. Pemerintah mengontrol dan memfasilitasi, guru dan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, lingkunagan sosial, ,keluarga dan pihak-pihak yang terlibat mendukung penuh di dalam proses pendidikan.
Dalam kasus “Oknum Guru dan Siswa Dikenai Wajib Lapor” semua elemen pendidikan saling terkait apabila beberapa oknum melakukan kesalahan maka semuanya akan terpengaruhi dan merasakan akibatnya, Selalu aktif dan respon terhadap poses pendidikan dengan masalah yang menimpa pendidikan begitu penting dipahami oleh semua pihak. Beberapa pihak yang mempengaruhi kelancaran dalam proses pendidikan diantaranya adalah guru, murid, pemerintah dan pihak- pihak yang terkait, serta keluarga dan lingkungan sosialnya.
Semua pihak berperan dalm keberhasilan pendidikan di negara ini.Paham akan tugas dan tanggung jawab masing- masing, inti jalan keluar permasalahan di dunia pendidikan Dengan demikian pendidikan di negara Indonesia kualitasnya akan meningkat sehingga kesejahteraan masyarakat akan terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution M.A, Prof.Dr.S.1994. Sosilogi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Syah, Muhibin, M. Ed. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tilaar, Msc, Ed., Prof. F. Dr. H.A.R, 2004. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
http://regional.kompas.com/read/2011/04/30/18252976/Oknum.Guru.dan.Siswa.Dikenai.Wajib.Lapor Diakses tanggal 13 Mei 2011 pukul 20.00 WIB.
http://tunas63.wordpress.com/2008/11/08/paduan-suara-lagu-jasamu-guru-isfanhari/ Diakses tanggal 20 Mei 2011 pukul 18.20 WIB.
LAMPIRAN
“Oknum Guru dan Siswa Dikenai Wajib Lapor”
K22-11 | Hertanto Soebijoto | Sabtu, 30 April 2011 | 18:25 WIB
Ø http://regional.kompas.com/read/2011/04/30/18252976/Oknum.Guru.dan.Siswa.Dikenai.Wajib.Lapor Diakses tanggal 13 Mei 2011 pukul 20.00 WIB.

BONE, KOMPAS.com
Kepolisian Resor Bone, Sulawesi Selatan, mengenakan wajib lapor atas dua oknum guru dan dua oknum siswa terkait dugaan peredaran kunci jawaban Bahasa Inggris, pada Rabu (27/4/2011) lalu.
Menurut Kasat Reskrim Polres Bone, Ajun Komisaris Trihanto Nugroho, Sabtu (30/4/2011), keempatnya belum dapat dibuktikan terlibat dalam kasus tersebut atau tidak. "Jadi mereka nanti kami panggil lagi untuk dimintai keterangan hingga kami terima kunci jawaban asli dari Diknas," katanya.
Mengenai kunci jawaban asli, juga memang masih ditunggu karena hanya ada di Kementerian Diknas. Pihaknya juga mengaku tetap serius memproses dugaan kecurangan ujian nasional ini. Hanya saja jika kunci jawaban asli tidak sama dengan yang beredar sebelumnya, kasusnya akan dihentikan dan akan dikembalikan kepada Diknas Bone, terkait ulah kedua oknum gurunya.
Seperti diberitakan, dugaan kecurangan UN itu terungkap saat polisi memergoki dua oknum siswa SMP Negeri 6 Watampone, yaitu Il dan KH, yang melihat kunci jawaban di ponsel, dan IL mengaku mendapatkan SMS kunci jawaban itu dari oknum guru SMP Negeri 7 Watampone berinisial WA. WA mengaku mendapatkan dari MA, rekannya.
Sementara setiap kali dimintai keterangan oleh polisi dan Kepala SMP Negeri 7, MA selalu mengatakan kunci jawaban itu dikirim dari nomor yang tidak dikenal. Bahkan MA pernah menelepon balik ke nomor tersebut, tetapi tidak aktif lagi.
LAMPIRAN 2
Posted on 8 November 2008 by Ichsan
Kita jadi bisa menulis dan membaca
Kar’na siapa
Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu
Dari siapa
Kita jadi pintar dibimbing Pak Guru
Kita jadi pandai dibimbing Bu Guru
Guru bak pelita penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara
Menggambarkan profil guru harus mengakui: guru adalah penerang dalam gulita. Lagu Isfanhari ini berupa syair sederhana dan maknanya mudah dipahami. Lirik-liriknya menggambarkan sikap polos sang murid: kita bisa menulis dan membaca adalah jasa dari bapak dan ibu guru. Karena bisa membaca dan menulis maka kita dapat bekerja apa saja, misalnya jadi petani, pedagang, polisi, dokter, menteri, bahkan presiden. Karena itu, sang murid jujur berkata, jasamu tiada tara.
Minggu, 26 Juni 2011
Langganan:
Postingan (Atom)